Annabel
Keindahan Biologis
Pagi hari di Stanford, hari itu sudah masuk musim
dingin angin berhembus kencang tanda salju akan datang, suara burungpun
terdengar sesekali dan itupun sangat lirih. Annabel membuka jendela kamarnya
dan berjalan menuju balkon putih besar dengan tepat di depannya danau biru
buatan. Itulah rutinitas yang bisa ia lakukan setiap pagi setelah membuka
matanya. Hari itu Annabel hanya tinggal seorang diri dirumah mewah besar tua
yang berwarna putih kusam. Ayahnya Gorge Franklin Mcain sedang mendapat tugas
diluar kota untuk beberapa risetnya tentang perubahan air laut yang menjadi
sangat asin di sekitar daerah California saat itu, dan ibunya Gum Jang Geum
adalah orang Korea, saat itu Nonya Jang Geum pun menemani suaminya ke luar
kota. Annabel Jang Mcain adalah anak sematawayang dari pasangan muda yang
sangat kaya raya ini, Annabel berumur 14 tahun saat itu, ia anak yang cerdas
dan kritis, matanya berwana biru ia warisi dari ayahnya dan kelopak sipit dari
ibunya, rambutnya hitam kelam bergelombang, kulitnya putih bening wanita korea,
ia biasa memakai setelan jeans dan kaos lengan panjang polos, biasa ia ikat
rambutnya seperti ekor kuda atau ia gerai seperti bulan malam tertutup awan.
Annabel adalah suatu bentuk keindahan biologis yang di ciptakan manusia,
perpaduan antara Eropa dan Asia, indah dan mengagumkan itulah Annabel.
Monster
Telur Gulung
Aku sudah tahu dari awal pasti akhirnya akan begini
ibu dan ayah akan meninggalkan aku begitu saja dengan bangunan besar dan tua
ini, aku juga menduga mungkin setelah beberapa hari mereka melakukan riset
mereka tidak akan langsung kembali ke Standford dan menemuiku melaikan mereka
hanya akan menikmati California untuk beberpa hari dan melewati hari dengan
beberapa seks juga. Tidak lama kemudian bel pintu berbunyi dan mengagetkan
Annabel, Annabel bergegas berjalan menuju pintu dan melihat keluar untuk
memastikan siapa yang datang. Dengan waspada Annabel membuka pintu dan dengan
terkejut ia melihat ada seorang wanita tua memakai satu stel pakaian dingin
yang berwarna peach dan hils kuning menyala dengan beberapa hiasan kepala
khusus untuk para bangsawan. Wanita tua itu terlihat sangat rapi dan terlihat
licik pula, setelah beberapa lama Annabel melihatnya keheranan tanpa basa-basi
wanita tua itu langsung menyelonong masuk dengan meninggalkan beberap barang
bawaanya di depan Annabel. Tanpa ragu Annabel pun mencegahnya masuk, lalu
wanita tua itu tidak menghiraukannya dan tetap masuk dan mengelilingan setiap
sudut rumah mewah itu.
Maaf Nonya apa yang anda lakukan di rumahku?, kenapa
anda sangat tidak sopan, sebelum aku memanggil petugas keamanan sekali lagi ku
peringatkan agar kau pergi dan meninggalkan rumahku. ujar Annabel. Dasar anak
muda sombong dan sok tahu tidakkah kau baiknya mebawakan barang-barangku dan
mempersilahakan aku untuk duduk, jawabnya dengan santai. Kau siapa? Aku tidak
mengenalmu dan kau tiba-tiba saja masuk kerumahku dengan semena-mena
memerintakan aku untuk membawakan barang-barangmu, pergi atau akau akan
(kringkringkring) suara telpon berdering. Annabel pun bersegara untuk mengangkatnya
dan berharap itu dari orangtuanya
kemudian dugaanya benar itu dari ibu Annabel Nonya Jang Geum. Halo
sayang , apa kabar? Halo Ibu aku sangat
merindunkannmu cepatlah kembali dan ibu sekarang aku sedang dikunjungi oleh
monster aneh yang terlihat sepeti telur gulung yang selalu kau bawakan di kotak
bekal makananku, dan tiba-tiba saja ia memerintah aku seenakknya saja, ibu
tolong hubungi polisi agar dia segera pergi. Oh, anakku sayang maafkan ibu, ibu
tidak bisa melakukan itu untukmu kali ini ibu sangat sibuk sekali dan tidak ada
waktu untuk masalah sepele seperti itu (asshhssshhh, tuuuuuuut) telpon pun
terputus. Oh tuhan benar ini bagaimana ibu bisa mengatakan ini masalah sepele
sedangkan aku sedang dalam bahaya saat ini, rengek Annabel. Sudahlah anak manja
lebih baik sekarang kau bawakan barang-barangku dan siapkan kamar untukku dan
air panas untuk aku mandi karena aku sudah sangat lelah.
Karena shock
teraphyyang baru saja Annabel rasakan dan untuk tidak memperpanjang waktu
Annabel pun bersedia mengikuti kemauan wanita tua itu.
Nenek
Hari-hari berlalu wanita tua itupun semakin merajai
dia seperti ratu Elizabet di rumah itu dan Annabel sengsara karenanya. Suatu
pagi ketika Annabel bersiap untuk berangkat sekolah Annabel seperti biasa
melakukan rutinitasnya dengan melihat pemandangan lepas dari balkon
kesayangannya melihat indahnya danau biru buatan yang ayahnya buat sengaja
sebagai kado ulang tahun Annabel yang ke-9 saat itu. Tiba-tiba saja suara
seperti benda jatuh terdengar sangat keras dari teras bawah, lamunnannya pun
terburai dan Annabel bergegas berlari dan melihat apa yang terjadi, ternyata ia
melihat seokor kucing persia putih menjatuhkan sebuah pot bunga Lily dan kucing
itu berjalan pincang karena kakinya terluka akibat pecahan pot itu, Annabel
menggendong dan membawa kucing itu ke kamarnya dan membuka kotak P3K untuk
mengeluarkan beberapa perban dan pleaster luka, dari balaik pintu kamar Annabel
wanita tua itu mengintip-intip apa yang sedang dilakukan Annabel dan ia pun
merasa tersentuh dengan kepedulian Annabel terhadap kucing itu.
Dari balik pintu wanita tua itu memanggil Annabel
degan sebutan Ann dan meminta Annabel untuk bergegas karena hari sudah mulai
siang. Ann cepatlah kau akan terlambat jika kau terus mengurusi kucing itu, aku
akan pergi ke supermarket itu dekat dengan sekolahmu jika kau tak ingin
terlambat aku akan mengantarkanmu kesekolah. Iya baikalah Mrs.?, Annabel
kebingungan karena ia tidak tau nama wanita tua itu yang tinggal kurang lebih 5
hari dirumahnya, lalu dengan spontan wanita tua itu pun berkata Maria , panggil
saja aku Maria, lalu Annabel menganggukan kepala dan mulai mengikuti wanita tua
itu pergi layaknya ekornya. Sesampai disekolah Annabel bertemu dengan Gloria
dan Alexa mereka adalah teman satu kelas Annabel, Gloria adalah seorang gadis
dengan warna kulit putih pucat warna rambut pirang dan mempunyai kaki yang jenjang sehingga tidak heran ia sering
menjadi model untuk beberapa majalah-majalah remaja, kemudian Alexa dia seorang
gadis dengan warna kulit kecoklatan dengan rambut lurus coklat dan postur tubuh
yang sedikit pendek dari pada Annabel dan Gloria. Kedua gadis itu menghampiri
Annabel dan mengobrol sembari berjalan menuju kelas.
Ann kau tidak diantar ayahmu hari ini? Ujar Gloria.
Ayahku sedang bertugas di California sudah hampir satu minggu yang lalu, jawab
Annabel. Lalu siapa tadi yang mengantarmu? Pembantu barumu? Sahut Alexa. Oh
bukan dia eee,,, dia ,,, dia nenekku, jawab Annabel gugup. Alasan Annabel
berkata kpada Alexa dan Gloria bahwa wanita tua itu neneknya adalah Annabel
hanya takut kedua temannya itu mengira kalau sistem keamanan dirumahnya itu
buruk sekali sehingga orang asing seperti Mrs.Maria bisa masuk dan tinggal di
rumah Annabel untuk tinggal beberapa hari ini.
Siksaan
Monster Telur Gulung
Pagi hari di hari minggu bersalju, Annabel masih
terlelap tidur dikasur nya dan mataharipun malu dan enggan untuk menampakan
dirinya, namun suara lengking Mrs. Maria meniriakan nama Annabel di pagi itu dan
merusak semua hari baru untuk Annabel.
Ann.... bangunlah cepat bantu aku untuk membuat pai
apel dan coklat panas untuk sarapan pagi ini, Ann... bangunlah.... . Apa yang
direncanakan monster itu lagi, ini hari liburku kenapa ia masih tetap
menyiksaku, gerutu Annabel. Kemudian dengan tubuh yang masih berbalut piama
Annabel pun menuruni tangga dan bergegas menuju sumber suara sebelum ada
tindakan lain yang akan diciptakan monster itu.
Ann, kau terlambat 3menit untuk bangun di hari
libur, bagaimana kau akan menjalani harimu jika pagi saja kau masih terlambat
untuk bangun, baiklah maka hukuman untukmu adalah membersihkan salju yang
menutupi jalanan menuju pintu rumah ini, ujar Mrs.Maria. Apa itu tidak adil kau
tidak bisa memerintahkan ku untuk mebersikan salju sepanjang dan setebal itu
aku hanya terlambat 3menit dan itu karena kemarin malam aku bergadang untuk
mengerjakan PR ku, tidak kali ini kau keterlalauan dan aku tidak akan
mengikutinya, protes Annabel. Oh baikalah jika kau tidak ingin melakukannya
maka tidak ada jatah makanan untukmu hari ini aku akan membiarkanmu kelaparan
sampai kau membersihkannya, ancam Mrs.Maria sembari mengadoni adonan pai
apelnya. Dengan pertimbangan yang mebuat Annabel stres akhirnya ia mengalah dan
mengikuti kemauan Mrs.Maria.
Dengan alat-alat seadanya Annabel pun
mengaruk-ngaruk tumpukan salju dan menyingkir nya kepinggir agar tidak menutupi
jalan. Setelah selesai membersihkan salju-salju itu Annabel dengan tubuh yang
hampir membeku pun berlari menuju tunggu perapian untuk menghangatkan tubuhnya,
lalu tidak lama kemudia Mrs.Maria datang dengan membawa segelas coklat panas
dan sepotong pai apel yang masih hangat, rasa sakit hati yang tadi Annabel
rasakan pun rontok dan meleleh begitu saja seperti salju di musim semi, Annabel
pun mulai menyadari apa yang Mrs. Maria lakukan kepadanya
itu tidak lain hanya untuk kebaikan nya sendiri, hanya saja Mrs.Maria agak
susah untuk menunjukannya secara langsung.
Fabio
Craight Barner
Senin yang bersalju, hampir semua atap rumah di
timbun oleh salju-salju lembut pagi hari. Annabel membuka matanya dan melakukan
rutinitas yang biasa ia lakukan, berdiri di balkon putih kesayangannya dan
menghirup salju lembut pagi itu. Ann pagi ini cukup cerah tidakkah kau ingin
keluar bersepeda? Tanya Mrs.Maria. Aku tidak lihai bersepeda, lagipula aku
tidak cukup baik mengenal lingkungan ini, ujar Annabel. Maka dari itu kau akan
lebih lihai daan sekaligus membiasakan dirimu mengenal lingkungan ini, cepat
sana ganti bajumu dan biarkan sepedamu mendapatkan haknya untuk dikendarai.
Sahut Mrs.Maria sambil mengguling benang wol ditangannya. Karena Annabel merasa
bahwa dia kalah dalam perdebatan ini dengan berat hati Annabel bergegas mandi,
dan bersiap untuk bersepeda pertamakalinya setelah 3 tahun terakhir ini.
Setelah lama bersepeda dan mengelilingi lingkungan
sekitar lalu Annabel pun berniat memutar balik dan kembali menuju
rumahanyanamun tiba-tiba ia melihat seluruh jalan tertutup dengan
gundukan-gundukan salju tebal dan sayangnya dia tidak tahu lagi jalan lain
untuk kembali kerumahnya selain jalan yang tertutup salju itu. Kesal dengan
saran yang di berikan monster telur gulung itu Annabel pun berusaha mengangkat
sepedanya yang cukup berat ini untuk dapat melewati beberapa gundukan salju
yang sangat tebal dan mengendarainya lagi ketika ia menemukan jalanan yang
sedikit tertutup salju, namun usahanya sia-sia alhasil dia tersungkur kedalam
gundukan salju itu bersama dengan sepedanya, besamaan dengan itu suara tawa
geli seorang laki-laki pun Annabel dengar terlihat di belakang san seorang anka
laki-laki dengan mantel dan topi rajutnya sedang duduk tengil diatas sepedanya
ia mentertawakan Annabel karena peristiwa itu, lalu dengan kesal Annabel
menghampirinya dan ..... hey’ apa yag kau tertawakan? Seharusnya sebagai
seorang pria kau membantu ketika ada gadis yang sedang kesusahan bukan malah
mentertawakannya. Seru Annabel kesal. Ops, maaf aku tidak bermakssud seperti
itu, tetapi itu sangat lucu sekali ketika ada seseorang yang ukuran tubuhnya
lebih kecil dari sepedanya kemudian berusaha mengngakatnya diatas gundukan
salju yang akhirnya mereka berdua jatuh tersungkur di gundukan salju itu,
jelasnya sambil menahan tawanya seperti menahan sesuatu yang sangat
menggelikan. Oh bagus, dengan penjelasan itu kau membuktikan bahwa kau bukanlah
seorang pria (sahut Annabel sambil memberengut). Hey ayolah jangan marah, aku
hanya bercanda mari ikuti aku akan ku tunjukan kau jalan lain menuju rumahmu
(rayunya kepada Annabel). Namun Annable tidak memperdulikannya dan berharap
anak laiki-laki itu menyusul dan memohon maaf darinya, namun setelah beberapa
lama tidak ada reaksi apa-apa kejadian yang Annabel harapkan tidak terjadi,
yang kemudaian ketika Annabel berbalik anak lai-laki itu sudah berbalik pergi
dengan mengayuh sepedanya, Annabel terkaget dan mersa heran, karena selama ini
dia tidak prnah diperlakukan seperti itu, tetapi karena Annabel masih berfikir
waras ia pun mengejarnya dan mengikutinya dengan mengayuh sepeda dari belakang.
Sesampainya di gerbang besar rumahnya, ini istanamu
kan? Silahkan masuk istana tuan puteri (ujar anak laki-laki itu sambil menunjuk
rumah besar putih tulang brgaya arsitektur monalisa). Apa maksudmu berkata
seperti itu? ( jawab Annabel memberengut). Iya kau layaknya seorang puteri
kerajaan yang tidak pernah keluar dari istanamu.kau terlalu mengagumu keindahan
yang ada didalam istanamu saja. Kau tidak tahu keindahan dunia luar. (sindirnya
tajam). Lalu setelah itu anak laki-laki itu meningglkan Annabel begitu saja di
depan gerang rumahnya. Namun sebelum anak itu menghiang Annabel mrneriakinya
dengan bertanya, hey kau siapa namaumu? Ujar Annbel. Dari kejauhan dengan desir
angin musim dingin Annabel mendengar samar-samar anak itu meneriakan sebuah
nama FA-BI-O CRAI-GHT BAR-NER...
Sesering
itukah
Kring...kring...kring...
bunyi sepeda terdengar dari arah balkon, matanya terbuka sedikit sambil
mengerjap-erjap, lalu dibukanya gorden biru muda itu sambil sesekali
mengucek-ucek matanya, dilihatnya anak laki-laki bertenggeng diatas sepedanya
sambil mebuang senyum kecil membentuk garis merah muda tipis, “Fabio!” (dengan
mata terbelalak kaget), “Hey, tuan purti kau sudah bangun? Baguslah kau segera
bangun jika tidak maka jempolku akan segera putus karena membunyika bel ini”
(ujarnya teengil), “Hahaha... benarkah kalau memang benar begitu maka aku akan
kembali tidur” (jawab Annabel meledek), “Hey, ayolah jangan seperti itu, mari
kita bersepeda, matahari sedang bermurah hati membiarkan dirinya muncul dan
bersinar, ayolah aku akan mengajakmu ketempat-tempat yang menakjubkan” (rayunya
meyakinkan). Annabel mendengarnya tetapi betingkah pura-pura tak
memperdulikannya, namun suara decit pintu kamarnya terdengar Mrs. Maria sudah
ada dihadapannya ketika itu, “Hey gadis malas, mandilah dan jangan berpura-pura
kau tidak menghiraukan ajakan itu, anak itu sudah menungggu lebij dari satu jam
disana dan dia membeku karenamu, mandi dan besiaplah bersepeda hari ini
degannya”(sambil melipat selimut Annabel). Tanpa bisa mengelak dengan apapun
Annabel seperti di hipnotis dan mengikuti semua yang dikatakan Mrs.Maria,
Annabel merasa Mrs. Maria selalu bisa membaca pikirannya dan tentunya kali ini, pernyataa
yang membuatnya benar-benar mati kutu dan tak bisa berkata apapun.
*Jembatan
Elador*
“Ini
tempat kesukaan ku.” (ujar Fabio)
“Tentu
saja, tempat ini indah sekali siapapun yang datang kesini pasti akan
menyukainya” (jawab Annabel)
“Termasuk
kau?” (menatap Annabel tajam)
“Yup,
(tersenyum lembut)
“Kalau
begitu aku akn mengajak mu kesini setiap saat ketika aku ingin dan kau ingin
juga” (melihat lurus ke aliran sungai)
“Sesering
itukah? Selalu? Kau akan? Menemaniku?” (menatap Fabio keheranan )
“Yup,
selalu, akan, menemanimu” (balas menatap tajam)
to be continue ....
By : ARH
By : ARH
No comments:
Post a Comment